Skip to main content
Berita Kegiatan

BNNP Jabar – Artipena Sinergi Bangun Kampus Bersih Narkotika

Dibaca: 14 Oleh 19 Sep 2019Januari 1st, 2021Tidak ada komentar
Badan Narkotika Nasional
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba

Bandung—Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Barat melakukan sinergi dengan kalangan kampus dalam menyelamatkan generasi penerus bangsa dari bahaya peredaran gelap narkotika. Sinergi tersebut diimplementasikan melalui program pencegahan di lingkungan kampus. Target dari sinergi ini yaitu menciptakan kampus bersih narkotika (kampus bersinar).’’Mahasiswa sangat rentan terhadap penyalahgunaan narkotika. Karena itu kita harus bersinergi untuk memeranginya,’’kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Aliansi Relawan Perguruan Tinggi  Anti Penyalahgunaan Narkotika (Artipena) Jawa Barat, Prof Eddy Jusuf.

Prof Eddy mengungkapkan hal tersebut dalam sambutannya saat melantik pengurus  Komisariat Artipena Jabar, di Aula Oto Iskandar Dinata, Universitas Pasundan ( Unpas),  Jalan Setiabudi, Kota Bandung, Rabu (18/9). Hadir dalam pelantikan tersebut Kepala BNNP Jawa Barat, Brigjen Pol Drs Sufyan Syarif, Kepala Subdirektorat Bina dalam Lembaga Pemasyarakat Khusus Troris BNPT, Kolonel Mar Andy Prasetyo, pengurus Artipena Pusat, Andreas Chang, para kepala BNN Kabupaten/Kota se-Jabar, dan para dosen yang tergabung  Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Jawa Barat.

Menurut Eddy, selain rentan terhadap eredaran gelap narkotika, kampus juga rawan terhadap paham radikalisme. Kedua persoalan tersebut, kata dia, harus menjadi perhatian serius baik pemerintah maupun instansi terkait lainnya. Ia berharap sinergi antara kalangan kampus dengan BNN serta BNPT akan bisa menangkal peredaran narkotika serta paham radikalisme yang saat ini sangat memprihatinkan. ‘’Sinergi BNN dan BNPT dalam memerangi narkotika dan radikalisme di kampus sangat dibutuhkan,’’kata dia yang juga Rektor Unpas Bandung ini.

Sementara itu, Kepala BNNP Jawa Barat, Brigjen Pol Sufyan Syarif, mengatakan, Indonesia merupakan negara paling rawan terhadap peredaran narkotika di Asean. Selain itu, kata dia, Indonesia juga menjadi konsumen terbesar narkotika di Asean. Jawa Barat yang memiliki jumlah penduduk terbesar di Indonesia juga menjadi target para pengedar narkotika baik lokal maupun internasional. ‘’Jumlah preferensi narkotika di jabar mencapai tiga juta orang,’’ujar dia.

Karena itu, kata Sufyan, program pemberantasan dan pencegahan di wilayah Jabar harus terus ditingkatkan. Ia mengatakan, dengan program sinergi antara BNNP dan Artipena, akan bisa membendung peredaran narkotika yang sudah mulai merambah kalangan kampus. ‘’Kita harus wujudkan tekad membuat kampus bersih dari narkoba (kampius bersinar). Ini menjadi tanggungjawan kita bersama,’’ujar dia.

Sedangkan menurut Andreas Chang, mahasiswa sangat rentan terpapar narkoba dan radikalisme, karena mereka mulai memasuki era kehidupan mandiri yang jauh dari orangtua serta pencarian jadiri. Agar mereka terhindar dari pengaruh buruk narkotika dan radikalisme diperlukan sosialisasi dari pihak berwenang dalam hal ini BNN dan BNPT. ‘’Hal yang juga tak kalah penting adalah mahasiswa harus aktif dalam kegiatan kampus dan sosial kemasyarakat. Bila mereka disibukan dengan kegiatan tersebut akan terhindar dari pengaruh buruk narkotika dan radikalisme,’’tutur dia yang juga Rektor Universitas Bina Nusantara (Binus) ini.

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel