Narkoba sebagai salah satu bentuk transnational organized crime (TOC) merupakan ancaman bagi seluruh dunia. Untuk mengatasinya pun membutuhkan kerja sama antar negara baik bilateral, multilateral, maupun regional. Oleh karena itu peran Pemuda sangat dibutuhkan dalam hal penanganan kejahatan lintas negara tersebut. Pemuda memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang bebas narkoba. Sebagai generasi penerus bangsa, remaja diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang aktif menyuarakan pesan anti-narkoba.
Memiliki peran yang krusial dalam penanganan permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, Pemuda dituntut untuk turut memahami situasi dan kondisi terkait narkotika yang dihadapi oleh bangsa ini. Kepala BNNP Jawa Barat yang diwakili oleh Kepala Bidang Pemberantasan dan Intelejen serta Ketua Tim Rehabilitasi dan Pencegahan menerima Audiensi dan Silaturahmi Badan Koordinasi (BADKO) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jawa Barat, pada Jumat (18/10).
Katim Rehabilitasi BNNP Jawa Barat Drs. H. Anas Saepudin, M.Si mengawali sambutanya menyampaikan selamat datang dan terimakasih atas kehadiran dari kawan-kawan BADKO HMI Jawa Barat ke kantor BNNP Jawa Barat, selanjutnya H. Anas menuturkan bahwa Permasalahan Kejahatan Narkotika yang merupakan kejahatan luar biasa yang dilakukan secara sistematis dan terorganisir seperti transaksi narkotika ini dalam penanganan-nya sangat membutuhkan peran serta dari seluruh elemen masyarakat terutama Pemuda dan salah satunya kawan-kawan HMI yang nantinya akan menjadi Subjek bukan Objek dalam pelaksanaan P4GN.
BADKO HMI Jawa Barat yang hadir dipimpin langsung oleh Siti Nurhayati (Ketua Umum) yang didampingi oleh Wakil Bendahara Umum, Kabid PTKP dan Kabid PA menyampaikan ucapan terimakasih atas penerimaan dari BNNP Jawa Barat dan menyampaikan beberapa pointer diantaranya harapan BNNP Jawa Barat dapat meningkatkan partsipasi masyarakat dalam pelaksanaan P4GN “Keterlibatan masyarakat dalam permasalahan narkoba sangat penting, namun di beberapa daerah di Jawa Barat terdapat kurangnya partisipasi masyarakat dalam program-program yang dijalankan oleh BNN, karena tanpa dukungan masyarakat program pencegahan dan rehabilitasi dirasa menjadi kurang efektif”. Selain itu Siti Nurhayati menyampaikan kekhawatiran mengenai peredaran obat-obatan bebas terbatas yang saat ini banyak dijual oleh penjual obet berkedok warung di jalanan bahkan dibeli oleh anak-anak dibawah umur.
Menanggapi, Kepala Bidang Pemberantasan dan Intelejen BNNP Jawa Barat, Kombes Pol Wiwin Firta Y.A.P, S.I.K., M.M menuturkan, “Provinsi Jawa Barat saat ini termasuk kedalam salah satu dari 10 Provinsi yang tingkat penyalahgunaannya tertinggi di Indonesia yang diatensi Presiden, yang oleh karenanya Sedang di bentuk tim Terpadu P4GN untuk menangani permasalahan narkoba ini”. Lebih lanjut Kombes Wiwin menjelaskan “Narkoba itu tidak mengenal kalangan, semua kalangan dapat disusupi Narkoba termasuk mahasiswa karena Narkoba salah satunya menyasar usia produktif, oleh karenanya salah satu program yang digalakan oleh BNNP Jawa Barat yaitu Kampus dan sekolah BERSINAR (Bersih Narkoba), fokus kami membentuk agen-agen yang menyebarluaskan informasi P4GN di lingkunganya sehingga nantinya tersampaikan pesan Berani Tolak, Berani Rehab dan Berani Lapor”.
Merespon kekhawatiran BADKO HMI Jawa Barat. Kombes Wiwin menambahkan “Mengenai obatan-obatan bebas terbatas yang ramai dijual di pasaran kami, di BNN terbatas oleh kewenangan karena kami melaksanaka tugas atas dasar UU No.35 tahun 2009 tentang Narkotika, sementara obat-obatan yang dijual ini merupakan ranah UU Kesehatan, namun kami tidak pernah tutup mata dan tetap melaksanakan penindakan dan penangkapan meskipun proses penyidikan-nya kami limpahkan ke rekan-rekan Kepolisian”, tutur Kombes Wiwin.
Dihubungi terpisah, Kepala BNNP Jawa Barat Brigjen Pol M. Arief Ramdhani, S.I.K menyampaikan “Sangat tepat jika Kawan-kawan HMI dipilih untuk berkontribusi melawan penyalahgunan narkoba. Mereka memiliki komunikasi yang baik dengan sesama generasi milenial, pasti ajakan untuk menyosialisasikan bahaya narkoba akan lebih dipahami dengan mudah,” Perwira Tinggi POLRI itu berharap, setelah terlaksananya kegiatan ini, ke depan akan terwujud kesadaran akan bahaya narkoba serta terbentuk para penggiat anti narkoba dan terealisasi sebuah program yang mendukung upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba khususnya di lingkungan pendidikan. “Sehingga pada akhirnya dengan semangat bersama, BADKO HMI Jawa Barat dan BNNP Jawa Barat berharap dapat menciptakan generasi muda yang lebih waspada dan tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan, terutama bersama-sama berperang melawan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba,” tegasnya.
HUMPRO BNNP JAWA BARAT