Dewasa ini, fenomena penyalagunaan narkoba sudah semakin marak di Indonesia. Ada banyak orang dari berbagai kalangan yang terperangkap oleh kenikmatakan semu narkoba. Dihebohkannya masyarakat oleh tertangkapnya deretan artis mulai dari Nunung hingga Jeffry Nichol yang menjadi pecandu narkoba semakin menambah panjang catatan kelam akan daruratnya keselamatan bangsa ini oleh narkoba. Tidak hanya kalangan artis yang terjerat oleh narkoba, melainkan banyak kalangan remaja yang juga ikut terjerat oleh barang haram ini. Remaja yang belum memiliki kemapanan emosi yang stabil menjadi sasaran empuk yang dijadikan sebagai objek narkoba oleh para pengedar. Oleh karena itu, dibutuhkan peranan yang sinergis oleh keluarga sebagai lembaga sosial terkecil untuk berpangku tanggan dan memproteksi anak mereka dari jeratan narkoba. Apalagi, mengingat remaja memiliki arus pergaulan konsumtif yang membuatnya semkain rawan untuk terjermus kedalam belenggu kenakalan remaja.
Sehingga dalam hal ini, BNN Provinsi Jawa Barat sebagai institusi yang memerangi segala bentuk penyalahgunaan narkoba tengah melaksanakan program model intervensi ketahanan keluarga. Program ini bertujuan untuk menguatkan institusi keluarga sebagai benteng terdepan dalam memerangi bahaya narkoba. Program ini didesain sebagai bentuk pendidikan anti narkoba untuk kalangan remaja. Kegiatan program ini nantinya akan dilaksanakan selama lima minggu dengan fokus intervensi untuk anak, orang, tua dan keluarga. Program model intervensi keluarga ini juga akan dibimbing oleh fasilitator dari berbagai insitusi yakni Perwakilan Deputi Pencegahan, Perwakilan BNNP dan BNNK, Perwakilan Akademisi, Perwakilan K/L, dan Pemerhati Pencegahan. Yang mana fasilitatornya sendiri berjumlah 12 orang yang dibagi menjadi 3 tim dalam 3 lokasi. dengan masing-masing 10 keluarga, 1 orangtua dan 1 anak kelas VII.
Sebelum program ini diimplementasikan di lapangan, BNNP mengadakan pembekalan melalui kegiatan asistensi penguatan fasilitator di Jawa Barat yang bertujuan untuk membekali modul yang akan digunakan tentang bagaimana pelaksanaan intervensi dan pendekatan dengan keluarga-keluarga yang menjadi peserta asistensi. Modul Pendalaman materi ini disesuaikan dengan kearifan lokal Indonesia dan telah ditelaah oleh para praktisi pencegahan selain melakukan penerapan modul awal di Provinsi Jawa barat.
Guna mensinergikan berbagai pihak yang akan terlibat dalam program ini, BNNP juga mengadakan rapat koordinasi sosialisasi program intervensi bersama dengan Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas PPA, BNNP, BNNK yang mana rapat ini dilaksananakan di BNNP.
Dalam kegiatan ini sendiri terdapat beberapa tahapan kegiatan mulai dari penyusunan juknis kegiatan intervensi, asistensi penguatan fasilitator, rapat koordinasi sosialisasi program intervensi, asistensi pelaksanaan program model intervensi, pengolahan data dan analisis hasil pelaksanaan intervensi jawa barat, dan terakhir evaluasi hasil intervensi jawa barat. Diharapkan melalui kegiatan ini, keluarga sebagai lembaga internal bagi anak/remaja dapat menjalankan fungsi proteksinya secara menyeluruh terhadap anak agar mampu melindungi anak/remaja dari bahaya penyalahgunaan narkoba.